Pages

RSS

Selamat datang di Cermin Sebuah Titik
Refleksi Sunyi
Sunyi tak selamanya sepi
Sendiri hanya 'tuk mengenali pribadi
Dyah Prabaningrum (D*pra)

Senin, 15 Agustus 2011

Agar Terhapus Saja



sebaris nama
bawa rindu yang menggebu
namun luapnya tak mampu tersampai
resah...
bolehkah ku hapus saja..
bertanya dan menanti jawabNya

Read More......

Jumat, 05 Agustus 2011

Berani? Atau...

Ketika aku terhenti dalam pertanyaan yang cukup sederhana ini,"apa yang telah ku lakukan untuk negaraku?" aku diam dan mulai berfikir ulang. Jangan-jangan selama ini aku hanya tumbuh dan hidup dalam rangka berbalut kulit dengan kekosongan fungsi. akupun teringat akan sebuah pesan dari sastrawan besar
"Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”
- Pramoedya Ananta Toer-
K-E-B-E-R-A-N-I-A-N ya kata kunci dari hal tersebut adalah keberanian, paduan dari beberapa huruf yang mempunyai arti besar dalam menentukan pilihan dan bentuk tindakan. Namun masih belum terbaca, keberanian seperti apa sehingga kita tak harus dipersandingkan dengan kata ternak? Ku ingat beberapa catatan sejarah yang pernah ku pelajari atau setidaknya pernah ku dengar dengung ceritanya. Memang diawal cerita pemudalah yang membuat Indonesia merdeka, gerakan-gerakan yang menyejarah dimulai dari bangkitnya semangat dan keberanian pemuda, dari Budi Utomo(1920), Sumpah Pemuda(1928),proklamasi kemerdekaan(1945), penurunan Soekarno(1966), hingga penggulingan Soeharto(1998). Namun apakah selama ini mengubah wajah Indonesia dan menjadikan Indonesia berjaya seperti zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit? apakah dengan hal yang telah dilakukan oleh pemuda kala itu membuat rakyat lebih bahagia?
tidak-tidak pemikiran itu terlalu jauh untukku. baiklah ku kembalikan pada pemikiran awal, batasan apa yang diberikan pada kata "pemberani" sehingga kita bisa berucap bahwa kita tak sama dengan ternak, bukan untuk menyangkal, setidaknya sebuah letupan nalar untuk mengarah pada langkah yang akan aku tempuh.
lagi-lagi ku terdiam, mengingat tindakan apa saja yang sudah ku lakukan dan terkenang sebagai tindakan berani dan seberapa besar dampak itu terhadap diriku dan lingkunganku? Berani...dan hingga saat ini ia masih jadi misteri.Jangan2 selama ini yang dianggap berani tak sepenuhnya berani benar, hanya sebuah tindakan oportunis, atau sebuah egoisme diri saja agar tak dianggap rendah? hingga lagi2 benak bertanya,"Sudahkah keberanian itu melahirkan jiwa kepemimpinan yang juga berani mengayomi?" Entahlah... semuanya terasa berputar dalam hening malam ini. Tapi satu hal yang pasti, keberanian, bukanlah semata keberanian, ia harus dikelola dalam jiwa yang menginginkan kebaikan di relung analisis tajam sampai melahirkan strategi yang diliputi konsistensi tindakan mungkin itulah keberanian yang sedang aku cari, yang sedang ingin aku gali.

Read More......