Pages

RSS

Selamat datang di Cermin Sebuah Titik
Refleksi Sunyi
Sunyi tak selamanya sepi
Sendiri hanya 'tuk mengenali pribadi
Dyah Prabaningrum (D*pra)

Kamis, 07 Juli 2011

Drama : Prasangka

PRASANGKA
TERINSPIRASI DARI CERITA SAHABAT
ADEGAN 1
DI SEBUAH RUANGAN MENUNGGU TEMAN-TEMAN YANG BELUM HADIR UNTUK RAPAT AGENDA BULAN DEPAN. RENA ASYIK MENELPON.
RENA
Sebel! Pelit! Haruskah aku membeli waktumu?
DION
Bukan begitu, tapi aku sibuk, aku benar-benar harus mengerjakan ini-itu, mengertilah sayang.
RENA

Bagaimana bisa aku mengerti, sudah berhari-hari kita tidak bertemu.



DION

Sungguh rencanaku tak bisa lagi di ubah. Banyak hal yang perlu aku lakukan di sini.

RENA

Huff…. (muka memerah, marah dan menutup telepon)

TIBA-TIBA TELAH ADA LAKI-LAKI DI SAMPINGNYA. MUSUH RENA YANG SEKALIGUS TEMAN SE-ORGANISASI RENA.

ALDO

Wanita itu sungguh aneh. (tersenyum sinis)

RENA

Maksudmu?

ALDO BERLALU DAN MENGAMBIL KORAN YANG TERGELETAK DI MEJA, MENGGELARNYA DI BAWAH, MEMBUKA LEMBAR DEMI LEMBAR. SENYUMNYAPUN SEMAKIN LEBAR.

ALDO

Wanita itu mahluk indah yang menjijikkan.

RENA

Tutup mulutmu (menengok dengan tatapan sinis)

ALDO

Buktinya mereka tak menginginkan kekasihnya bekerja keras, tapi ia menginginkan uangnya yang banyak (menatap tajam Rena)

RENA

Apa aku serendah itu di matamu?



ALDO

Menurutmu?

RENA

Apa semua benak laki-laki sebusuk milikmu?

ALDO

Silahkan kamu anggap busuk, tapi yang pasti laki-laki lebih baik dari wanita. Dari dulu wanita memang pembuat masalah bahkan dari zaman sebelum bumi ditetapkan untuk manusia.

RENA

Kenapa kamu begitu membenci wanita, pantas sampai sekarang tak satupun wanita terlihat dengan-mu, Ops..maaf mungkin tak ada yang mau dekat denganmu.

ALDO

Karena aku benci wanita! Jangan lupa adam turun karena hawa.

RENA

Tapi kamu juga jangan lupa Hawa tercipta karena Adam yang meminta.

ALDO

Itu kesalahan terbesar Adam, bodoh!



RENA

Kamu pikir kamu pintar? Pemikiranmu lebih bodoh dariku!

ALDO

Buktinya?

RENA

Bila permintaan atas Hawa adalah kesalahan besar, apakah Adam terlalu gegabah meminta Hawa? Adam tak pernah berfikir panjang ya? dan ternyata begitu mudahnya ya Adam tergoda dengan Hawa.

ALDO DIAM DAN BERFIKIR

RENA

Kenapa?

ALDO

Itulah kenapa ku katakan wanita selalu membuat masalah!

RENA

Yang pasti aku tak suka orang bodoh! (melirik sinis)

ALDO

Heh! Kamu pengin tahu bukti wanita bodoh? Lihat Koran ini! (suaranya dibuat menekan dan melempar koran)

RENA MENANGKAP KORAN DAN MEMBACA HALAMAN YANG TELAH DIBUKA ALDO, MENCERMATI ISI TULISAN PEMBACA ITU.

ALDO

Wanita cantik mencari pria kaya. Dia pikir dengan menerangkan bahwa dia cantik dan fashionable itu cukup untuk mendapat pria? Di tambah lagi bertanya kenapa dia justru menemui wanita standar yang menjadi istri pria kaya?

RENA

Tak semua wanita seperti itu kali!

ALDO

Yakin?

RENA

Ya!

ALDO

Lantas apa pendapatmu tentang wanita itu?

RENA

Bila memang wanita itu ingin menukar kecantikan dengan uang, tak ubahnya kecantikan itu barang dagangan dan hanya laki-laki bodoh yang mau dengannya, yang hanya mengandalkan penampilan dan berpemikiran begitu picik, menginginkan pria yang berpenghasilan 500 juta/tahun, membandingkannya dengan pria yang pernah dikencaninya selama ini, dan secara tak langsung merendahkan wanita lain yang tak berpenampilan semenarik dia.

ALDO

Analisis yang sungguh dangkal! (menatap mata Rena tajam)

RENA DIAM DAN BERFIKIR

Mungkin ini akan terlihat sangat kasar (ucap Rena agak merendah)

ALDO

Apa?

RENA

(sedikit agak ragu untuk mengungkapkan) Bila dilihat dari prespektif bisnis (menghela nafas agak berat) Ah sudahlah lupakan, mungkin ini tak patut untuk diungkap.

ALDO

Bagaimana mungkin aku berkata kalau ada wanita yang pintar, yang ada memang wanita selalu merepotkan dan bodoh!



ADEGAN 2

RENA MENDENGUS KENCANG, MENGELUARKAN HANDPHONE DARI SAKU, DAN MENELPON SALAH SATU TEMANNYA.

RENA

Bara! Ini ada rapat nggak?

BARA

Heh! Ucapin salam dum. Bukannya rapatnya besok?

RENA

Apa besok?

BARA

Emang kenapa?

RENA

Nggak-nggak papa.



ADEGAN 3

RENA MENUTUP TELEPON DAN BERSIAP BERANJAK PULANG.

ALDO

Mau kemana?

RENA

Apa pedulimu? (cuek)

ALDO

Bodoh! Kalah pemikiran ya?

RENA

Yang pasti nggak semua wanita seburuk itu, gini aja! (lamat-lamat meminta maaf) maaf ya mbak!(diucapkan lirih) wanita yang menukar kecantikan dengan uang? (berfikir) bila kecantikan dan uang sama-sama aset, uang adalah aset yang tak akan berkurang tanpa ada hal yang masuk akal yang menyebabkannya berkurang, sedang kecantikan adalah suatu hal yang masuk akal untuk dipastikan akan berkurang. Intinya uang adalah aset yang akan meningkat, sedang kecantikan adalah aset yang akan menurun. Dengan pemikiran yang seperti itu, apa kamu juga akan menganggapku seperti ia, wanita yang telah menulis di surat pembaca itu?

ALDO

Lantas apa yang akan kamu pilih?

RENA

(menatap Aldo tajam) apa itu penting bagimu?

ALDO

Enggak!

RENA

Aku pulang dulu ya

ALDO MENARIK TANGAN

RENA

Apaan! (menyentakkan tangan Aldo)

ALDO MELEPASKAN TANGAN RENA DENGAN PERASAAN MALU

RENA

Kenapa?

ALDO

Nggak papa, pulanglah!

RENA

Aku tahu…. Reisya.

ALDO

(menatap Rena tajam) maksudmu?

RENA MENDEKATI ALDO DAN TIBA-TIBA MASUK KE RUANG RAPAT. ALDO MEMBUNTUTI. RENA DUDUK DENGAN TENANG.

ALDO

Dari mana kamu tahu Reisya?



RENA

(tersenyum) kenapa kamu tak bisa memaafkan dia?

ALDO

Dari mana kamu tahu Reisya? (suara marah, berat, dan menekan)

RENA

Dulu dia hanya khilaf

ALDO

Sok tahu!

RENA

Dengan tidak memaafkan, kamu justru menyiksa dirimu sendiri, resah, dan parahnya berlaku tidak adil!

ALDO

Dari mana kamu tahu Reisya! (membentak)



RENA

Cinta pertama memang tidak mudah dilupakan ya?

ALDO MENGANGKAT TANGAN, NAMUN TIBA-TIBA MENURUNKAN KEMBALI TANGANNYA, BERGANTI MENGGENGGAM TANGANNYA DAN MENONJOKKAN KE TEMBOK.

RENA

Kenapa terlalu susah untuk memaafkan orang lain?(suara merendah)

ALDO

Aku benci dia (sambil memejamkan mata)



ADEGAN 4

PUTARAN KISAH MASA LALU KEMBALI TERKUAK.

ALDO MELIHAT JAM TANGANNYA, SUDAH SETENGAH JAM ALDO MENUNGGU REISYA DI TAMAN KOTA.

SEORANG WANITA

Sepi mas, boleh saya temenin?

ALDO

Tidak mbak terima kasih

SEORANG WANITA

Ayo mas murah kok.

ALDO

Makasih mbak, enggak beneran (risih dan melangkah menjauhi wanita tersebut)

ALDO BERJALAN MENJAUH SAMPAI POJOK TAMAN KOTA. TIBA-TIBA DILIHATNYA REISYA KELUAR DARI MOBIL PUTIH DAN MENCIUM PIPI LELAKI MUDA, SEUMURAN DENGANNYA.

REISYA

Hati-hati kak.

LELAKI

Kamu juga.

ALDO MEMBUANG KADO YANG ADA DI TANGANNYA

ALDO

Dasar sama saja (meludah)



ADEGAN 5

RENA MENENANGKAN ALDO, MENGUSAP AIR MATA DENGAN TISU.

ALDO

Kenapa kamu mengingatkan itu?

RENA

Sudah saatnya kamu memaafkan, ingat! Ibumu juga seorang wanita.

ALDO

(mendengus kencang) berat!







RENA

Berat karena kamu tak cukup lapang dada, cemburumu dulu membuatmu menutup telinga dari penjelasan Reisya.

ALDO

Kenapa kamu begitu sok tahu! Kamu sama Reisya sama-sama menyebalkan.

RENA

Terserah kamu ngomong apa! Yang harus kamu tahu, saat itu Reisya sedang bersama kakak sepupunya. Sayang belum sempat ia menjelaskan kamu sudah lulus SMA dan ganti nomor hp.

ALDO

Dasar sok tahu!

RENA

Bagaimana nggak sok tahu! Aku pacar sepupunya itu! Reisya cerita sama aku ketika melihat foto kita bersama-sama sekepanitian waktu penyambutan mahasiswa baru.

ALDO

Maaf…(meneteskan air mata)

RENA

Ku harap semuanya sudah selesai kini, dan masalah kecantikan, kecantikan itu nilai depresinya sangat tinggi, bayangkan 10 tahun lagi, apakah kecantikan akan tetap ada? Saya yakin baik aku dan Reisya tidak hanya akan mengandalkan kecantikan untuk mendekati seorang pria. Hmm…uang dan kecantikan, maukah ku beri tahu pilihanku?

ALDO DIAM DAN MENOLEH KE RENA. RENA MENDEKATKAN DIRINYA KE ALDO

RENA

(membisikkan sesuatu pada Aldo) Ilmu dan ketulusan.

KALI INI RENA MEMANTAPKAN TEKAD UNTUK PULANG

Read More......

lelah


mungkin kamu pikir saya tidak lelah dengan kehidupan yang saya pilih? saya lelah bahkan sangat-sangat lelah. Dari dulu saya telah belajar memilih dan sayalah yang belajar untuk bertanggung jawab dengan pilihan saya. Hingga di suatu masa saya menyadari bahwa saya tak memiliki apapun selain semangat dalam kehidupan ini. Saya hampir menyerah dan saya berpasrah pada Tuhan, saya tahu hidup ini bukan sekedar garisan nasib, maka disamping kepasrahan diri saya dengan sangat pelan-pelan merubah pribadi. Sangat pelan-pelan, karena saya sadar saya bukan gadis jenius yang dengan sekejab mata mampu menghasilkan perubahan besar, saya juga tahu dan saya tak ambil peduli bahwa kehadiran saya tidak diperhitungkan oleh orang lain, karena kembali lagi saya hanya sedang berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Banyak hal yang telah saya lalui, jatuh, menangis, tersedu, malu, terlalu sombong, dan semuanya. Apa kamu juga tahu? saya pernah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu, bahkan sering, namun yang mendapatkannya orang lain dan orang lain itu sering pula bertanya padaku tentang hal yang di dapatkannya.

Saya menjadi terlalu sombong, mempertanyakan tentangNya. Tuhan selama ini saya rasa Kau tengah mengajari saya arti kesiapan, kenapa dia selalu bertanya pada saya bila ia pilihanMu untuk mendapatkan pilihan saya? Bukankah saya lebih siap daripadanya? waktu itu saya gugat Tuhan. Ya itu adalah kesombongan terbesar saya. Dengan pelan-pelan saya tangkap semua makna di balik kecewa, saya mengamatinya yang memiliki keberuntungan lebih dari saya. Setelah sekian lama saya dekat dengannya, saya baru menyadari ada sesuatu yang berbeda antara saya dengan dirinya. Itulah yang menjadi penghibur diri saya, dia adalah seseorang yang baik, bahkan mungkin terlalu baik, dia yang saya kenal adalah dia yang tak pernah mengharapkan apupun selain yang diterimanya. Pertama itulah prespektif saya terhadapnya namun akhir-akhir ini saya kembali bertanya,"Benarkah? apakah kita tidak boleh memiliki harapan untuk tidak kecewa? Dan benarkah dia benar-benar merasakan bahagia dengan apa yang dia punyai?" Entahlah..tapi yang pasti saya yakin dengan kegagalan saya yakin suatu saat saya akan menghargai keberhasilan sayapun juga akan menjaga semangat saya kecuali untuk satu hal, ya mungkin untuk satu hal yang saya sendiri telah malas menyebutkannya, bisa dibilang saya sudah terlalu lelah dengan hal itu

Read More......