Pages

RSS

Selamat datang di Cermin Sebuah Titik
Refleksi Sunyi
Sunyi tak selamanya sepi
Sendiri hanya 'tuk mengenali pribadi
Dyah Prabaningrum (D*pra)

Sabtu, 11 Desember 2010

warnai duniamu dengan tulisan

Warnai Dunia Dengan Tulisanmu
Oleh Dyah Prabaningrum
IMM HAMKA-Unnes

Hal yang paling menyenangkan di dunia ini setelah kita mengenal kata dan mampu membaca serta menulis, adalah menulis. Dengan menulis kita mampu mengekspresikan diri kita secara bebas. Di kala kita sendiri, di kala banyak sekali masalah yang melanda diri kita, di kala orang lain tak mau mendengarkan kita, maka tulislah apa yang ada di benak kita. Seperti pernah disinggung oleh Annie Dillard dimuka umum ketika menerima penghargaan Pulitzer

“Rangkaian kata dalam tiap kalimat, menunjuk hatimu sendiri, sehinggan kamu merasa menjadi ada, tidak sendirian dalam mengarungi hidup.Tiap huruf dalam kata – katamu yang kamu rajut, menunjukkan arti siapa kamu dan apa yang ingin kamu capai! Cepat atau lambat dengan demikian kamu tidak akan kehilangan makna hidup.”

Ya begitulah menulis, dengan menulis kita bisa merasa diri kita ada karena apa yang kita rasa tersampaikan. Dan di dalam tulisan kita, kita bebas memilih menjadi apa yang kita mau. Misalnya saat kita menulis cerpen, di dalamnya kita bebas menjadi yang kita suka, akankah kita menjadi tokoh yang protagonis ataukah kita menjadi tokoh yang antagonis. Kita yang lemah dan tak sanggup membalas penganiayaan seseorang pun menjadi kuat lewat tulisan atau lebih terhormat karna tulisan, seperti yang dialami oleh penulis muda yang kisahnya banyak menginspirasi semua orang.
Joni Ariadinata, ia hanya seorang petani di Desa Majapahit, Majelengka, dia berkemauan keras untuk bersekolah dan ia pun mengadu nasibnya di Yogya sebagai buruh bangunan di siang hari, dan sebagai tukang becak di malam hari. Ketika ia menjalani profesi menjadi tukang becak, peristiwa bersejarah itu terjadi. Ia ditinju seorang gali pada mulutnya. Ia sedih, ia marah. Kata Joni dalam majalah Annida,” Saya ngangres, sedih pada badan saya yang kecil, pada otot saya yang keremprempeng, dan kesialan nasib saya kenapa harus bertemu mahluk yang begitu kasar. Tapi mau apa? Melawan tidak berani. Akhirnya saya pulang dengan penuh dendam.
Sesuatu yang besar dimulai dari ia bertemu seorang penulis produktif Zainal Arifin Thoha yang meminjamkan pada Joni cerpen sederhana untuk dibacanya. Ia pun keranjinan membaca dan mencoba menulis di media massa. Penolakan demi penolakan kerap terjadi, tapi ia tak patah semangat. Berapa banyak cerpen yang di tolak?

“Saya tak pernah menghitung dengan cermat. Barang kali seratus, dua ratus, atau bahkan lima ratus? Satu hal yang membuat saya tabah adalah kesadaran spiritual bahwa saya diwajibkan terus menerus berusaha”,kata Joni menuturkan sebagaimana dimuat dalam majalah Annida Jumbo edisi Pertama.

Dan Alhasil sekarang ia tak harus lagi menjadi tukang bangunan ataupun tukang becak . Ia terbang kemana – mana, ke Paris untuk membacakan cerpen dan memberikan motivasi, ke Den Haag juga dalam rangka yang sama, ke Malaysia untuk memenuhi undangan mengikuti PSN-X dan pertemuan Sastra Malaysia -1 di Johor Bahru Malaysia dan masih banyak lagi.

Karena tulisan pula peradaban baru dimulai, Negara Yahudi Raya yang bernama Israel barang kali tidak pernah ada seandainya seorang Benyamin Se’eb alias Teodore Herzl tidak menulis sebuah buku tipis bertajuk Der Judenstaat (The Jewish State), bersama dengan karya fiksinya Altheuland ( Old New Land), buku inilah yang menginspirasi gerakan masyarakat Yahudi untuk merampas hak - hak orang Palestina.

Melihat kenyataan di atas akankah kita tetap berpangku tangan? Ayo mulailah menulis, goreskan tinta kita untuk ikut mewarnai dunia, masuklah ke dalam komunitas tulis menulis, missal BP2M, Laboratorium Jurnalistik, Forum Lingkar Pena, atau lainnya. Mungkin pula bisa memilih jalan lain yaitu mencoba menjadi penulis lepas. Di situ yakinlah bahwa kita akan banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kepenulisan. Bila nggak ada gimana? Okey bila memang tidak ada, carilah teman yang hobi menulis, bentuklah komunitas sendiri dan bangun jejaring dengan orang – orang yang sudah berpengalaman di bidang menulis. Kalau masih nggak ada? Baiklah, temen – temen bisa bergabung dengan milis – milis kepenulisan di internet, grub-grub di fb atau menulis buku diary, ya dimulai dari menulis buku diary! karena temen – temen akan terlatih dan terbiasa menulis. Bukankah So Hog Ghie terkenal karena catatan harian? Jadi tunggu apa lagi? Mulailah menulis! Warnai dunia dengan tulisanmu!

Billahifisabillah Fastabiqulkhairat…..Abadi Perjuangan…….